Fuel System di pesawat Bombardier CRJ-1000
SISTEM BAHAN BAKAR
PESAWAT TERBANG
Benda yang jika
ditemukan dengan oksigen akan terbakar dan menghasilkan energi panas.
Bahan bakar dapat di
klasifikasikan sesuai wujud fisiknya : Bahan bakar Padat, Gas & Cair.
Bahan bakar padat
digunakan untuk External Combustion Engine, antara lain kayu atau
batu bara. Jenis bahan bakar ini tidak cocok untuk pembakaran di dalam dengan
alasan laju kecepatan pembakaran yang rendah, nilai kalor yang rendah dan masih
banyak factor yang merugikan lainnya.
Bahan bakar Gas banyak digunakan untuk pembakaran dalam, namun perlu ruang
yang relative besar sehingga tidak digunakan untuk bahan bakar pesawat terbang.
Contohnya : Gas alam dan LPG (Liquid Petroleum Gas).
Bahan bakar Cair,
sangat ideal untuk Internal Combustion. Bahan bakar cair
diklasifikasikan menjadi 2, yaitu : Bahan bakar tidak mudah menguap (NONVOLATILE) dan
mudah menguap (VOLATILE). Bahan bakar Nonvolatile adlah
bahan bakar berat yang digunakan pada mesin diesel. Yang termasuk kelas
Volatile adalah bahan bakar yang digunakan dengan cara mengkabutkan bahan bakar
tersebut masuk ke ruang bakar. Contoh : ALKOHOL, BENZOL,
KEROSENE DAN GASOLINE. Bahan bakar yang digunakan untuk pesawat mengandung
energi kimia yang jika dibakar akan melepas energi kalor. Kemudian
dikonfersikan menjadi energi mekanis yang selanjutnya digunakan untuk
menghasilkan thrust yang akan mendorong pesawat terbang.
2. TERMINOLOGI
DALAM SISTEM BAHAN BAKAR
TETRAETHYL LEAD (TEL): bahan bakar yang jika ditambahkan
dalam bahan bakar akan meningkatkan kinerja engine. organik bromida & cloridadicampur
dengan tel sehingga selama pembakaran akan terjadi timah halidadalam
bentuk uap dan akan terbuang bersama gas hasil pembakaran. jika tel saja yang
dimasukan (tanpa dicampur), maka akan terbentuk timah oksida
padat dan akan tertinggal dalam ruang bakar (silinder). inhibitorditambahkan
kedalam gasoline guna mencegah terbentuknya substansi padat
setelah bahan bakar menguap.
VOLATILITY : ukuran kecenderungan benda cair untuk menguap pada kondisi tertentu. jika
bahan bakar terlalu cepat menguap, pipa-pipa supply bahan bakar akan terisi
uap, sehingga dapat menyebabkan berkurangnya aliran bahan bakar. jika bahan
bakar tidak bisa menguap secara cukup, maka menyebabkan kesulitan dalam starting
engine, pemanasan engine yang terlambat, akselerasi yang
kurang serta pendistribusian yang kurang serta pendistribusian bahan bakar yang
tidak merata dalam silinder dan dilusi dalam cranck case.
DETONASI : pembakaran yang bersifat tidak normal dan tidak terkontrol dalam ruang
bakar. engine yang beroperasi dalam kondisi normal, permukaan api (flame
front) merambat dengan kecepatan tertentu (biasanya 100 ft/s) sampai
seluruh campuran bahan bakar & udara terbakar. jika saat permulaan
pembakaran berlangsung secara normal, tetapi saat akhir terjadi pembakaran
dengan kecepatan tinggi secara sesaat, maka akan menghasilkan kenaikan tekanan
yang berlebihan dalam ruang bakar.
ANGKA OKTAN (OCTANE NUMBER) : engine pesawat dengan
daya yang besar dapat dihasilkan dengan menggunakan bahan bakar dengan angka
oktan tinggi. penggunaan bahan bakar tersebut dapat
menghasilkan kompresi rasio & tekanan manifold yang
tinggi, sehingga meningkatkan daya & efisiensi. tetapi penggunaan fuel dengan angka
oktan tinggi dapat menyebabkan detonasi, karena kondisi
yang kurang baik atau pengendalian engine yang tidak tepat. sistem angka oktan didasarkan
pada perbandingan suatu bahan bakar terhadap campuran iso-octane dan normal-heptane.
angka oktan suatu bahan bakar diartikan sebagai bahan bakar.
yang mempunyai sifat anti detonasi (antiknock) yang sama
dengan suatu bbahan bakar. yang mengandung persentasi iso-oktan tertentu
dalam campurannya. misalnya bahan bakar. dengan grade 91
(angka oktan 91), berarti bahan bakar tersebut mempunyai sifat anti
knock yang sama dengn bahan bakar yang mempunyai kandungan 91% iso-oktan &
9% normal hepatana.
3. HAL
– HAL PENTING PADA SISTEM BAHAN BAKAR PESBANG
sistem bahan bakar pesawat berfungsi untuk
memberikan aliran bahan bakar yang sudah tersaring bersih, dengan aliran
konstan ke karburator atau unit pengendali bahan bakar (fuel control
unit).
pemberian aliran bahan bakar ini harus
sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan engine dalam operasinya pada berbagai
ketinggian dan sikap (attitude) terbang.
PERSYARATAN SYSTEM BAHAN BAKAR :
A. MEMPUNYAI
KEANDALAN.
masing – masing bahan bakar harus
dikonstruksikan & disusun sedemikian rupa, sehingga menjamin aliran bahan
bakar pada tekanan dan laju yang dibutuhkan
olehengine serta auxilliary power unit (apu) dalam
setiap kondisi operasinya.
B. SISTEM BAHAN
BAKAR HARUS INDEPENDENCE (TIDAK TERGANTUNG).
FILLER CAP. filler cap (tutup lubang
pengisian) harus dirancang agar pemasangannya mudah & tidak lepas saat
penerbangan. beberapa cap dilengkapi ventilasi sehingga tekanan tangki
selalu menyesuaikan dg tekanan atmosfer. pada daerah dekat cap biasanya
dilengkapi plate bertuluskan “fuel” dan jenis serta grade minimum yang
tepat sesuai yang digunakan pesawat tersebut.
C. PELINDUNG
PETIR (LIGHTNING PROTECTION). sistem bahan bakar harus dilengkapi
dengan alat untuk mencegah terjadinya kebakaran akibat sambaran petir.
D. ALIRAN BAHAN BAKAR (FUEL FLOW). aliran bahan bakar
dengan cara gravity harus dapat memberikan supply paling rendah 150% dari
kebutuhan aliran saat take-off. untuk sistem yang menggunakan
tekanan (pressure feed system), aliran bahan bakar reciprocating engine
paling rendah 125% dari kebutuhan take off persyaratan ini
ditentukan dari hasil uji.
E. KEBUTUHAN INDICATOR UNTUK
SISTEM BAHAN BAKAR.
lampu peringatan (warning light) & kendali (control).
indikator yang dibutuhkan dlm system bb. al:
indikator pengukur jumlah bahan bakar (fuel
quantity indicator),
penunjuk tekanan (fuel pressure
indicator),
penunjuk temperatur (
fuel-temperature indicator),
penunjuk aliran bahan bakar (fuel
flow indicator).
4. KOMPONEN
– KOMPONEN SISTEM BAHAN BAKAR
1. TANGKI BAHAN
BAKAR (FUEL TANK)
1) INTEGRAL
TANK
2) RIGID REMOVEABLE
TANK (TANGKI YANG DAPAT DIBONGKAR)
3) BLADER FUEL
CELL
4) EXTERNAL TANK
5) SURGE TANK
FUEL PUMP (POMPA BAHAN
BAKAR)
1) ENGINE
DRIVEN FUEL PUMP
2) AUXILLIARRY FUEL
PUMP (BOOSTER PUMP)
3) EJECTOR PUMP
- KATUB PENGURASAN (DRAIN VALVE)
- FEUL SELECTOR VALVE DAN SHUTTOFF
VALVE (FSV)
- FUEL HEATER (PEMANAS BAHAN
BAKAR)
- FILLER CAP (TUTUP LUBANG
PENGISIAN)
- FUEL LINES DAN PIPING
5. SISTEM
ALIRAN BAHAN BAKAR
1. GRAFITY FEED
2. PRESSURE-FEED SYSTEM
3. SISTEM FEED-PRESSURE
4. SISTEM BAHAN BAKAR
PESAWAT RINGAN ENGINE DUA (LIGHT AIRCRAFT TWIN ENGINE)
5. SISTEM BAHAN BAKAR
UNTUK TURBOPROP
6. SISTEM BAHAN BAKAR
PESAWAT BESAR ENGINE TURBO
A) FUELING RECEPTACLE
B) RESTRICTING ORIFICE
C) MANUALLY OPERATED
SHUTTOFF VALVE
D) FUELING-LEVEL
CONTROL SHUTTOFF VALVE
E) FUELING-LEVEL
CONTROL PILOT VALVE
F) MOTOR DRIVEN
VALVE
G) FUEL FLOW
TRANSMITTER
6. SISTEM
PENGENDALIAN
- PRIMER DAN SISTEM PRIMING
- SYSTEM VENTILASI
- SISTEM PENGISIAN BAHAN BAKAR
BERTEKANAN (PRESSURE FUELING SYSTEM)
- SISTEM BAHAN BAKAR “CROSS
FEED”
- SISTEM PEMBUANG BAHAN BAKAR (FUEL
JETTISON SYSTEM)
- SISTEM DILUSI OLI (SISTEM
PENGENCERAN OLI)
- 7. KOMPONEN
– KOMPONEN SISTEM BAHAN BAKAR
1. A. TANGKI
BAHAN BAKAR (FUEL TANK)
Berfungsi sebagai penyimpan bahan bakar
yang digunakan untuk operasi engine pesawat terbang.
kontruksi fuel tank pesawat terbang dari bahan paduan
aluminium, karet sintetis tahan bahan bakar, bahan-bahan
komposit ataupun baja tahan karat (stainless steel).
JENIS FUEL TANK
- INTEGRAL TANK. tangki yang merupakan bagian
integral (menjadi satu) dengan struktur dasar pesawat.
bagian – bagian struktur, al:
kulit sayap (wing skin), ribs, stiffeners & stringerssehingga
membentuk tangki.
guna mencegah kebocoran digunakan bahan
sealing, yang terbuat dari karet sintetis.
RIGID REMOVEABLE TANK (TANGKI YANG DAPAT
DIBONGKAR). merupakan tangki yang terbuat dari metal (biasanya
dari aluminium yang dilas). berbentuk ruang guna menyimpan bahan bakar. jenis
tangki ini banyak digunakan pada pesawat-pesawat kecil.
BLADER FUEL CELL. berupa kantong karet yang konstruksinya
diperkuat yang digunakan untuk menyimpan bahan bakar. komponen blader
fuel cell al : ventilasi, fitting penguras (drain valve), fuel
quantity indicator dsb. baldder fuel cell dipasang
dalam ruang dalam pesawat dengan cara memasukkanya dengan melipat.
EXTERNAL TANK. adalah tangki yang diluar struktur
pesawat, biasanya dipasang pada pylon dibawah sayap. beberapa
jenis external tank yang bisa dijatuhkan saat penerbangan jika
tangki tersebut tidak dibutuhkan, atau bisa dilepas dengan mudah dan cepat.
pada bagian dalam tangki biasanya disekat oleh beberapa bulkhead.
SURGE TANK. biasanya dipasang pada pesawat transport dengan konstruksi mirip seperti
tangki jenis integral. surge tank sebenarnya tidak diisi
bahan bakar, namun hanya digunakan untuk penampungan kelebihan atau tumpahan
bahan bakar terutama pada saat pengisian bahan bakar. letak surge
tank dalam pesawat dapat dilihat pada gambar 2-2.
B. FUEL
PUMP (POMPA BAHAN BAKAR)
pompa bahan bakar digunakan untuk
memompa bahan bakar dari tangki ke engine, memompa bahan bakar dari tangki yang
satu ke tangki yang lain serta dari engine kembali ke tangki. prinsip kerja
pompa bahan bakar sama seperti pompa hidrolik atau jenis pompa
lainnya. namun karena sifat bahan bakar yang mudah terbakar jika dipompa, maka
bahan dan perancangan pompa bahan bakar harus dapat mencegah terjadinya
kebakaran.
JENIS – JENIS POMPA
1. ENGINE
DRIVEN FUEL PUMP. fungsi engine driven fuel pump(pompa
bahan bakar yang diputar engine) adalah untuk memberikan bahan bakar secara
kontinyu dengan tekanan yang tepat selama engine beroperasi.
2. AUXILIARY FUEL PUMP (BOOSTER PUMP). booster pumpmerupakan bagian
penting dalam system bahan bakar, karena berfungsi :
1. penghasil tekanan dalam bahan
bakar pada saat start engine (fuel engine driven pump belum
bekerja)
2. penghasil tekanan
bahan bakar pada saat emergensi yaitu saat fuel engine
driven pump mati/rusak.
3. menambah kapasitas
pemompaan fuel engine driven pump guna menjamin tekanan bahan bakar yang
cukup pada kondisi tertentu, al: pada saat pesawat dalam proses take
off dan landing.
4. memindahkan bahan
bakar dari tangki satu ke tangki lainnya.
3. EJECTOR
PUMP. berguna untuk menghisap fuel dari tempat yang relative
jauh dari tangki & memberikan feul bertekanan untuk fuel control
unit (fcu). pompa ini tidak mempunyai bagian-bagian bergerak melainkan
hanya tergantung pada aliran bahan bakar dari engine driven pump.
EJECTOR PUMP
C. KATUB
PENGURASAN (DRAIN FALVE)
sistem fuel pesawat terbang dilengkapi drain
valve, sehingga system dapat dikuras saat pesawat di ground. drain
valve dapat menjadi satu dengan filter bahan bakar (feul strainer),
pada sump (tampungan) atau pada tempat lainnya. katup
pada sumpdigunakan untuk menguras akumulasi uap dari tangki dan
untuk menguras feul dari tangki yang masih tersisa setelah defueling.
D. FUEL
SELECTOR FALVE DAN SHUTTOF FALVE (FSV)
fsv digunakan untuk menutup aliran
bahan bakar, memilih tangki yang akan digunakan (jika menggunakan multi tank),
memindahkan feul dari tangki satu ke tangki lainnya serta mengarahkan fuel ke
satu atau lebih engine (yang menggunakan multi engine). satu atau lebih
dari katub-katub tersebut digunakan untuk menutup semua aliran bahan bakar ke
tiap-tiap engine. katub harus mudah dioperasikandan lokasinya mudah dijangkau
oleh pilot atau flight engineer.
pada instalasi multi tangki, susunan
katub harus disusun sehingga setiap tangki dapat digunakan secara
terpisah. fuel shutoff valve untuk pesawat besar dihubungkan dengan system
pemadam kebakaran, sehingga aliran bahan bakar dapat ditutup secara otomatis
jika terjadi panas berlebihan atau kebakaran.
E. FUEL
HEATHER (PEMANAS BAHAN BAKAR)
pemanas bahan bakar biasaanya digunakan
dalam system fuel pada turbin engine, utnuk mencegah terbentuknya
kristal es yang dapat menyumbat filter. jika temperatur fuel dalam tangki
dibawah titik beku air, maka partikel air akan membeku. jika bahan bakar
yang mengandung kristal es mengalir melalui filter, maka dapat terjadi penyumbatan.
F. FILLER
CAP (TUTUP LUBANG PENGISIAN)
filler cap harus kedap dan
dirancang tidak bisa terlepas dalam penerbangan. ventilasi tangki
biasanya terdapat pada filler cap. fuel cap dilepas
dengan cara mengangkat dan memutar handel pada pusat cap. rantai pada fuel
cap berguna untuk mencegah agar cap tidak jatuh saat dibuka.
pada saat dipasang, fuel cappermukaannya rata dengan sayap dan
kedap bocor karena adanya seal “o” ring.
G. FUEL
LINES DAN PIPING
SISTEM BAHAN BAKAR PESAWAT MENGGUNAKAN
PIPA-PIPA PADUAN ALUMINIUM, TEMBAGA ATAU JENIS LAIN DAN SELANG (FLEXIBLE
HOSE) DENGAN FITTING. HOSE INI TERBUAT DARI KARET SINTETIS DAN
DIPERKUAT DENGAN ANYAMAN FIBER. JENIS HOSE LAIN YAITU : WEATHER
HEAD 3H-241 YANG DILENGKAPI DENGAN JENIS FITTING YANG BISA DIGUNAKAN LAGI.
YANG DAERAH OPERASI KERJA ANTARA -40 S/D 300F (-40 S/D 149C) JIKA DIGUNAKAN
DALAM BAHAN BAKAR.
8. SISTEM
ALIRAN BAHAN BAKAR
KLASIFIKASI SISTEM ALIRAN BAHAN BAKAR
A. GRAFITY
FEED
GRAFITY FEED MENGGUNAKAN GAYA
GRAFITASI UNTUK MENGALIRKAN BAHAN BAKAR KE MEKANISME PENGONTROL BAHAN BAKAR
(KARBURATOR). KARENA ITU POSISI TANGKI HARUS LEBIH TINGGI DARI POSISI
KARBURATOR. PADA GAMBAR DITUNJUKAN BAHAN BAKAR YANG MENGALIR DARI TANGKI SECARA
GRAFITASI MELALUI PIPA KE SELECTOR VALVE, SELANJUTNYA MELALUI
FILTER MENUJU KARBURATOR. FUEL UNTUK KEPERLUAN PRIMING DIAMBAIL DARI
FILTER UTAMA PADA TANGKI.
KARENA KEDUA TANGKI MEMBERIKAN BAHAN
BAKAR SECARA SIMULTAN, MAKA RUANG KOSONG PADA KEDUA PERMUKAAN TANGKI HARUS
SALING DIHUBUNGKAN DAN DIVENTILASIKAN KE UDARA.
B. PRESSURE
FEED SYSTEM
PRESSURE FEED MENGGUNAKAN POMPA
UNTUK MENGHISAP FUEL DARI TANGKI KE KOMPONEN PENGONTROL DARI ENGINE. SYSTEM INI
DIPERLUKAN KARENA POSISI TANGKI BAHAN BAKAR TERLALU RENDAH UNTUK MENGHASILKAN
TEKANAN HEAD, ATAU JARAK TANGKI YANG RELATIVE JAUH DENGAN
ENGINE. SYSTEM PRESSURE FEED PADA GAMBAR ADALAH UNTUK PESAWAT
JENIS LOW WING, DIMANA POSISI KARBURATOR KURANG LEBIH SAMA
TINGGINYA DENGAN KARBURATOR ENGINE. AKIBAT SEDOTAN ELECTRIC FUEL
PUMP MENYEBABKAN BAHAN BAKAR MENGALIR MELALUI SELECTOR VALVE,
MENUJU STRAINER(FILTER), POMPA DAN SELANJUTNYA KE
KARBURATOR.
9. SISTEM
BAHAN BAKAR PESAWAT BESAR ENGINE TURBO
KOMPONEN – KOMPONEN SISTEM :
- FUELING RECEPTACLE. DIGUNAKAN SEBAGAI
PENGIKAT SELANG PENGISIAN FUEL.
- RESTRICTING ORIFICE.
SEBAGAI ALAT YANG DIGUNAKAN UNTUK MENCEGAH ALIRAN SECARA BERLEBIHAN SELAMA
PENGISIAN BAHAN BAKAR DENGAN TEKANAN.
- MANUALLY OPERATED
SHUTTOFF VALVE. KATUB INI DIPASANG PADA PRESSEURE-FUELING
STATION UNTUK MENUTUP SALURAN.
- FUELING-LEVEL
CONTROL SHUTTOFF VALVE. KATUB YANG SECARA OTOMATIS
MENUTUP PIPA KE TANGKI JIKA TANGKI TELAH PENUH.
- FUELING-LEVEL CONTROL PILOT
VALVE. KATUB YANG AKAN MENUTUP
SELAMA PENGISIAN BAHAN BAKAR MENYEBABKAN TEKANAN PADA FUELING-LEVEL-CONTROL
SHUTOFF VALVE, SEHINGGA KATUB AKAN MENUTUP (GAMBAR 2-25)
- MOTOR DRIVEN VALVE. KATUB YANG DIOPERASIKAN OLEH
MOTOR LISTRIK BERGUNA UNTUK MENGONTROL ALIRAN FUEL KE SELURUH SYSTEM.
- FUEL FLOW TRANSMITTER. TRANSMITTER YANG
MERUPAKAN SENSING KECEPATAN ALIRAN BAHAN BAKAR KE ENGINE.
10. SISTEM PENGENDALIAN
SISTEM PENGENDALIAN ALIRAN BAHAN BAKAR
TIDAK TERLIBAT DALAM FUNGSINYA SEBAGAI PENGARAH ALIRAN DARI TANGKI KE ENGINE,
NAMUN BERFUNGSI SEBAGAI PENCEGAH KERUSAKAN SYSTEM, MENINGKATKAN KAPABILITAS
OPERASIONAL PESAWAT TERBANG DAN MENGELIMINIR KONDISI BAHAYA.
SISTEM PENGENDALIAN BAHAN BAKAR
ANTARALAIN :
A. PRIMER
DAN SISTEM PRIMING
UNTUK ENGINE SYSTEM BUKAN ENJEKSI,
KADANG-KADANG SEBELUM START KARBURATOR TIDAK BERFUNGSI SECARA BAIK SAMPAI
ENGINE HIDUP. DENGAN DEMIKIAN DIPERLUKAN SISTEM YANG TERPISAH UNTUK MENGALIRKAN
BAHAN BAKAR YANG AKAN DIGUNAKAN STARTING ENGINE, YAITU SYSTEM PRIMING.
B. SISTEM
VENTILASI
SYSTEM VENTILASI PADA BAHAN BAKAR
DIRANCANG UNTUK MENCEGAH PENINGKATAN TEKANAN DALAM TANGKI. SYSTEM VENTILASI
MEMPERTAHANKAN TANGKI PADA TEKANAN ATMOSFER. TEKANAN BERLEBIHAN DALAM
TANGKI AKAN MERUSAKKAN STRUKTUR TANGKI, SEDANGKAN TEKANAN RENDAH AKAN
MENYEBABKAN TIDAK BERFUNGSINYA SYSTEM DAN BERKURANGNYA JUMLAH ALIRAN BAHAN
BAKAR KE ENGINE.
C. SISTEM
PENGISIAN BAHAN BAKAR BERTEKANAN (PRESSURE FUELING SYSTEM)
SYSTEM BAHAN BAKAR BERTEKANAN DIDASARKAN
PADA SYSTEM PENGISIAN BAHAN BAKAR SATU TITIK ATAU SINGLE POINT
REFUELING(SPR). SECARA TEKNIS PESAWAT BESAR HANYA MENGGUNAKAN SATU SALURAN
UNTUK PENGISIAN SEMUA TANGKI. SYSTEM BAHAN BAKAR BERTEKANAN MENGGUNAKAN
PERALATAN YANG SAMA UNTUK PENGISIAN BAHAN BAKAR PESAWAT TERBANG, TETAPI PESAWAT
BISA MEMPUNYAI SALURAN PENGISIAN BAHAN BAKAR YANG TERPUSAT UNTUK SETIAP TANGKI.
D. SISTEM
BAHAN BAKAR “CROSS FEED”
SEBAGIAN BESAR PESAWAT MULTIENGINE, MANIFOLD BAHAN
BAKAR DIHUBUNGKAN SEDEMIKIAN RUPA SEHINGGA SETIAP TANGKI DAPAT MENGALIRKAN
BAHAN BAKAR KE TIAP ENGINE. KEUNTUNGAN SYSTEM INI ADALAH BAHWA PEMBERIAN
BAHAN BAKAR KE ENGINE LEBIH BERSIFAT FLEXIBLE. JIKA ENGINE MATI, FUEL DENGAN
SEGERA DAPAT DIGUNAKAN UNTUK ENGINE YANG LAIN. DEMIKIAN JUGA JIKA TANGKI
RUSAK ATAU BOCOR, MAKA ENGINE YANG BERSANGKUTAN DAPAT DIJAMIN ALIRANNYA DARI
TANGKI LAIN MELALUI CROSSFEED MANIFOLD.
E. SISTEM
PEMBUANG BAHAN BAKAR (FUEL JETTISON)
FUEL JETTISON SYSTEM TERDIRI
DARI KOMPONEN-KOMPONEN PIPA, KATUB DAN POMPA YANG DIGUNAKAN UNTUK MEMBUANG FUEL
PADA SAAT PENERBANGAN DARURAT. SYSTEM JETTISON DAN OPERASINYA
HARUS BEBAS DARI BAHAYA KEBAKARAN.
- F. SISTEM
DILUSI OLI (SISTEM PENGENCERAN OLI)
OLI DAPAT MENJADI BERAT DAN SULIT
MENGALIR SAAT CUACA DINGIN, SEHINGGA MENYEBABKAN ENGINE SULIT START. CARA START
ENGINE SAAT TEMPERATURE SANGAT DINGIN ADALAH DENGAN DILUSI OLI. CARA INI
DILAKUKAN DENGAN MENGHUBUNGKAN KARBURATOR ATAU SUMBER TEKANAN BAHAN BAKAR YANG
LAIN, MELALUI KATUB SOLENOID KE KATUB DRAIN ATAU SYSTEM OLI BENTUK “Y”. OLI
DIENCERKAN DENGAN DIPANASKAN MISALNYA SAAT AKHIR PENERBANGAN YAITU SEBELUM
ENGINE DIMATIKAN.
Fuel System di pesawat Bombardier CRJ-1000
Fuel system pada pesawat ini mempuyai
3 tangki, tangki utama berada di tiap-tiap wing(Main Tank), wing kiri
tangki utama 1 dan wing kanan tangki utama 2, sedangkan tangki tengah (Center
Tank) berada di bawah badan pesawat. hampir sama dengan semua pesawat jenis
sayap tetap.
Semua control yang mengatur pendistribusian fuel selama refueling, transfer antar main tank dan menyamakan jumlah fuel antara wing kiri dan kanan oleh FQGS (Fuel Quantity Gauging System).
sedangkan untuk mengetahui jumlah fuel masing-masing tangki di control oleh FQGC ( Fuel Quantity Gauging Computer) untuk mendeteksinya di ambil dari Capacitance measurement Probes yang terpasang di tiap-tiap tangki. jadi ada dua komputer utama yang khusus menangani fuel system ini.
Semua control yang mengatur pendistribusian fuel selama refueling, transfer antar main tank dan menyamakan jumlah fuel antara wing kiri dan kanan oleh FQGS (Fuel Quantity Gauging System).
sedangkan untuk mengetahui jumlah fuel masing-masing tangki di control oleh FQGC ( Fuel Quantity Gauging Computer) untuk mendeteksinya di ambil dari Capacitance measurement Probes yang terpasang di tiap-tiap tangki. jadi ada dua komputer utama yang khusus menangani fuel system ini.
dari gambar di atas, gambar A merupakan refuel-defuel
control panel, itu berfungsi untuk melakukan refueling, baik secara otomatis
atau pun secara manual ,jadi kalo otomatis tinggal set aja berapa banyak fuel
yang akan dimasukan, dan ini juga berfungsi untuk defueling atau bisa disebut mengeluarkan
fuel dari tangki, tinggal di rubah aja selectornya, refueling atau defueling.
kemudian gambar B merupakan Single Point Refuel /
Defuel Adapter atau tempat menyalurkan fuel dari mobil bahan bakar ke
pesawat, dan untuk gambar C, itu untuk mengisi bahan bakar dari atas wing,
disebut juga upper refueling, jika refueling control panel rusak, maka kita
masih bisa melakukan refueling, ya sama kaya kita refueling motor atau mobil,
namun harus hati-hati ketika memegang selang fuel, karena tekanannya sangat
tinggi sob.
CAPACITY
Untuk kapasitas jumlah fuel di
masing-masing wing berbeda, kecuali tangki utama 1 dan 2 adalah sama, untuk
tangki utama 1 dan 2 (Main Tank)berkapasitas 3434 Kg (7555 lb) sedangkan
untuk Tangki tengah (Center Tank) berkapasitas 2109 Kg (4642 lb). jadi
kapasitasnya lebih banyak di Main Tank dibandingkan Center Tank.
FUEL FLOW DISTRIBUTION
Pendistribusian fuel untuk APU
(Auxiliary Power Unit) dan untuk Engine, menggunakan standby
Booster Pumps, Motive Flow dan Fuel Ejector. jadi aliran fuel
flow ke Engine menggunakan Primary/Main (utama) Ejector. kemudian Main
Ejector menerima motive flow dari High-Pressure Gear Pump dari masing
masing engine. yang mana juga memberikan motive flow ke Scavenge Ejector.
rumit ya hehehe, ya intinya ini sama aja dengan cara kerja semprotan
pembasmi nyamuk hehe. jadi pesawat bombardier ini cukup unik, tidak menggunakan
electrical booster pump seperti pesawat pada biasanya.
Kemudian pada saat Engine pertama
kali start atau pada saat darurat Main Ejector rusak, umpan balik (Feed) di
backed up oleh Secondary/Emergency feed, yaitu menggunakan DC Driven Boost
pumps. jadi Booster Pump beroperasi saat start Engine dan
Emergency/darurat saja
schematic nya seperti gambar di bawah ini .
jadi Main Ejector dan dan boost
pump mengambil atau menghisap fuel dari Collector Compartmen, yaitu seperti tempat fuel yang pasti selalu terisi fuel,
biasanya berada paling bawah di dalam tangki fuel. dan pesawat ini juga
dilengkapi dengan Gravity Cross flow Valve,
yaitu berfungsi sebagai penyeimbang jumlah fuel antara Main Tank 1 dan 2. karena APU apabila
beroperasi mengambil fuel dari Main Tank
1, jika jumlah fuel tidak seimbang valve akan terbuka, sehingga kelebihan di
Main Tank 2 akan berpindah secara gravitasi ke Main Tank 1.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar